Minggu, 17 April 2011

Juwita


    Mon, 04 Apr 2011



hanya-ada-sepenggal-memori-tentangmu-1.jpg (400×300)

Kuenduskan puspamu
Kala ilusi melarut kedalam cair purnama
Sementara asa menjenazah,
Diretas jiwa yang kian resah
Adakah kelakar kita membahana,
Pestaka mana yang mampu menuah

Juwita, kumemalar adamu
Atas janji-janji yang teduh
Kujemputmu kealam nalarku

Tiadakan ingkar raungan nadar
Dinaasku, engkaulah penyemangat
Udara didalam pengap
Sampai nanti, malam tak ada lagi

Kasih Sayang Merubah Segalanya


    Mon, 06 Dec 2010

By: Maria Cintya Elsha Putri

Bunga Cantika adalah seorang gadis remaja yang baik, supel, ramah, disukai banyak pria, dan cantik seperti namanya. Dia berasal dari keluarga yang kaya, ayahnya bernama Rudi Dermawan dan ibunya bernama Rika Lestari. Bunga memang memiliki segalanya, namun dia tidak pernah merasa bahagia dengan apa yang dimilikinya. Bunga merasa seperti itu karena kedua orang tuanya tidak pernah mempedulikan dia, ayahnya sibuk dengan perusahaan-perusahaannya yang ada diberbagai kota, sedangkan ibunya sibuk dengan arisan dan belanja atau liburan ke luar negeri sampai lupa dengan Bunga. Bagi kedua orang tua Bunga, memberikan apapun yang diinginkan Bunga, merupakan tanda kasih sayang yang besar, padahal Bunga tidak menikmati itu semua. Dirumah, dia hanya tinggal dengan pembantu, tukang kebun, sopir, dan satpamnya, karena kedua orang tuanya jarang berada dirumah, mereka lah yang selama ini mengerti Bunga.


Bunga bersekolah disalah satu SMA ternama di Jakarta yaitu SMA Harapan Bangsa. Disekolah, dia terkenal sebagai siswi yang paling cantik, pandai, aktif, dan kreatif. bunga sering memenangkan berbagai lomba, baik akademis maupun non akademis yang diadakan diwilayah Jakarta dan sekitarnya. Disekolah, dia mempunyai banyak teman baik pria dan wanita. Saat bel istirahat berbunyi teman-teman wanitanya mengajak ke kantin. 'Bunga, kekantin yuk, laper banget aku' kata Chika salah satu teman Bunga.'Ayo deh, aku juga lapar banget' kata Bunga dengan semangat. Sesampainya dikantin mereka memesan berbagai macam makanan, setelah itu duduk dibangku yang paling pojok. 'Sayang bayarin kita-kita ya, kita lagi nggak bawa duit semua soalnya' kata Natania dengan wajah yang sok melas. 'Hemm.. itu sih gampang, pokoknya kalian makan aja dulu, kalian senag aku juga ikut senang kok' kata Bunga. 'Makasih Bunga Cantika sayangku' kata Chika dan Natania senang. 

Selama ini Bunga tidak sadar jika Chika dan Natania hanya memanfaatkannya kekayaannya saja. Setelah selesai makan, mereka langsung kembali kekelas. Dua jam kemudian bel pulang sekolah selesai berbunyi. 'Bunga, hari ini aku sama Natania pulang sama kamu ya' kata Chika. 'Ok..Ok' kataBunga singkat. Bunga selalu diantar jemput oleh sopirnya dengan mobil dan tidak sekali dua kali Chika dan Natania minta diantar dan dijemput oleh Bunga. Saat dimobil, 'Chika, Natania, besok kan hari minggu, kita jalan-jalan yuk' kata Bunga. 'Aduh.. Sori sayang, besok aku nggak bisa soalnyaada acara keluarga' kata Chika. 'Aku juga nggak bisa Bung, soalnya aku mau anterin mamaku ke Salon' kata Natania. 'Ouwww...Gitu ya. ya udah nggak papa kok' kata Bunga agak sedih. Sesampainya dirumah Chika, 'Makasih ya' kata Chika. 'Aku turun dirumah Chika aja deh, nanti aku jalan aja kerumah soalnya rumahku kan dibelakang rumah Chika' kata Natania.

'Ouw gitu, kalo gitu aku langsung pulang saja ya' kata Bunga. 'Ok deh... hati-hati ya, makasih', kata Chika dan Natania. 'Iya, sama-sama' kata Bunga.Setelah mereka berdua turun 'Bunga itu bego banget ya, mau-mau aja kita suruh-suruh terus' kata Natania. 'Iya...Bego banget tu anak, mudah-mudahan aja dia bego terus ya' kata Chika. 'Ha..Ha..Ha..' mereka tertawa dengan senangnya.

Keesokan harinya, diminggu pagi yang sangat cerah, Bunga bangun dari tidurnya dan keluar dari kamarnya. Dia langsung menuju ke dapur, menemui mbak Mina Pembantunya. 'Mbak, mama sama papa mana?' kata Bunga dengan pelan karena masih mengantuk. 'Papa berangkat ke Surabaya non tadi pagi, katanya ada urusan yang harus diselesaikan. Kalau mama, barusan aja pergi kerumah tante Nia, katanya ada arisan disana' kata mbak Mina menjelaskan.

'Ya ampun.. Hari minggu gini terus, Bunga kesepian mbak' kata Bunga dengan nada yang sedih. 'Sabar ya non,  suatu saat nanti mama dan papa non pasti ada waktu buat non' kata mbak Mina. 'Iya, mudah-mudahan sih gitu mbak. Ya udah aku balik kekamar mbak' kata Bunga. Dikamar, dia menangis karena keadaanya yang seperti ini terus-menerus. Akhirnya dia menelpon pacarnya yang bernama Rio, agar Rio datang kerumah untuk menemaninya. 

'Halo, selamat pagi sayang' kata Bunga. 'Iya.. Selamat pagi juga sayangku, ada apa telpon aku pagi-pagi gini' kata Rio. 'Sayang bisa kerumahku sekarang? aku kesepian dirumah' kata Bunga. 'Ok..Ok..aku kesana satu jam lagi ya, aku mau mandi dulu, apa sih yang nggak buat pacarku yang paling cantik ini..He..he..'kata Rio sedikit menggombal. 'Makasih sayang, kamu emang pacarku yang paling baik, aku tunggu kamu sayang, bye..' kata Bunga mengakhiri percakapan itu. 

'Oke sayang bye..' kata Rio. Setelah menelpon, Bunga langsung mandi. Satu jam kemudian Rio datang kerumah Bunga. Dirumah Bunga, mereka bercanda, bercerita, dan menonton DVD. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 4 sore. Rio pun pulang dari rumah Bunga. 

Keesokan harinya disekolah. Bunga ke sekolah dengan suka cita, dia menyapa semua orang yang bertemu dengannya, tetapi sebenarnya hatinya masih sangat sedih. Saat sampai didepan kelas, dia tidak sengaja mendengar percakapan antara Chika dan Natania. 'Mana sih pembantu kita yang paling bego itu?' kata Chika. 'Pembantu? Siapa Chik?' kata Natania. 'Ya sapa lagi kalau bukan si Bunga Cantika yang bego itu, yang selalu nurutin apapun permintaan kita' kata Chika sewot. 'Iya ya, mana sih tu anak?' kata Natania.

Mendengar itu semua, Bunga sangat marah dan langsung menangis, dia akhirna tidak masuk kelas dan memutuskan kerumah Rio. Sesampainya dirumah Rio, dia langsung masuk ke ruang tamu dan melihat Rio sedang bermesraan dengan wanita lain. Melihat itu semua perasaan Bunga semakin hancur. Bunga langsung pulang kerumah dan menangis sekencang-kencangnya didalam kamar. Setelah semua kejadian itu, Bunga berubah menjadi gadis remaja yang sangat nakal, pemalas, sombong, dan tidak peduli dengan orang lain. Bunga sering keluar malam, ke diskotik, minum minuman keras, memakai narkoba, dan terjerumus sex bebas. 


Baginya melakukan hal itu bisa menghilangkan stresnya. Sampai akhirnya Bunga hamil diluar nikah dan melakukan aborsi. Setelah kejadian itu kedua orang tua Bunga sangat menyesal karena selama ini kurang perhatian dengan Bunga. Akhirnya, kedua orang tua Bunga berubah menjadi sangat perhatian dengan Bunga dan selalu ada untuk Bunga. Akhirnya, mereka pun hidup bahagia, dan menjadikan masa lalu menjadi sebuah pelajaran.

Setelah Cinta Itu Pergi


    Fri, 11 Feb 2011

By: Wilma Endah Utami



“Pagi yang cerah.” ucapku dalam hati sambil melangkahkan kaki ke depan rumah untuk memakai sepatu. Seperti biasa aku sudah siap berangkat ke sekolah dengan pakaian seragamku. Pagi itu aku juga udah sibuk smsan dengan pacarku seorang adik kelas satu tahun dibawahku, yah..biasa brondong. Dari pagi sampai pelajaran terakhir di sekolah selesai semua tampak biasa saja.

Aku mengaktifkan handphone dan tak lama kemudian muncul sms dari pacarku, isi smsnya adalah konfirmasi atas berakhirnya hubungan antara aku dan dia. Aku heran, aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, apa salahku? hingga ku tanyakan padanya dan dia menjawab “Kakak tu uda selingkuh, aku bukan tak tau gimana sikap kakak di belakangku! kakak semalam jalan sama mantan kakak kan? aku tau semuanya.”

Dia tampak sangat marah, kesal dan sepertinya sangat benci kepadaku, semua terlihat dengan caranya melemparkan pertanyaan dan tuduhannya kepadaku. Aku kecewa sekali padanya karena dia telah menuduhku, akhirnya hubunganku dan dia berakhir sampai disini.

Semua anak-anak keluar dari kelas. “Capek aku heh! kita ke mana lagi? langsung pulang kan?” tanyaku pada sahabat karibku Dinda “Iya, Ma. Pulang ni aku jemput kau jam tiga, kita latihan drama.” “Latihan lagi? capek.” keluhku pada Dinda yang hanya tersenyum.

“Ada sms! loh kok dari Dinda?” tanyaku dalam hati “Aku tak bisa jemput, kita tak usah aja latihan ya? motor dipakai papa aku.” aku membaca sms Dinda dalam hati. Oh my god, gimana ni? mana aku udah siap, nunggu papa pulang dari kantor aja deh. “Sebentar lagi aku yang jemput kau, aku lagi nunggu papa datang.” sms Dinda itupun aku balas.

Tak lama kemudian papa datang dan aku pergi menjemput Dinda. Sesampainya aku dan Dinda di rumah Muti ternyata anak-anak drama yang lain belum ngumpul, terpaksa kami harus menunggu lagi. Satu per satu dari mereka mulai berdatangan sampai satu orang dari anggota kami tidak hadir. “Aku ngantuk, lagian lapar juga woi! badmood aku nah! kita tak jadi aja latihan ya?” ucap Dinda “Bagus tu, dari tadi kek bilang gitu.” sambung Doni yang benar-benar seperti tidak berniat untuk latihan drama sore ini. “Yes, alhamdulillah, wasyukurillah.” ucap yang lain.

Lagi-lagi ide gila Dinda itu disetujui teman-teman lain. Setelah semua pulang dari rumah Muti, kami bertiga pergi menjemput Irma untuk mengajaknya makan. Sesampainya di kafe langganan kami berempat, kami duduk dan bergosipan.

“Woi, keknya William mutuskan aku karena dia lagi dekat sama mantannya, dan aku tebak mantannya itu Putri anak 10.9.” ucapku memulai pembicaraan “Hah? dari mana kau tau kalau dia lagi dekat sama Putri?” sambung Irma “Semalam dia main kerumah aku dan cerita banyak tentang Putri tu” jelasku dengan nada sedih “Sabar ya, Ma! kan belum ada bukti yang kuat untuk menuduhkan itu sama mereka.” kata Irma menenangkan ku.

Pesanan pun tlah datang, kami menyantap makanan yang telah dihidangkan. Setelah selesai makan, kami berempat berniat untuk jalan-jalan, kami kelilingi kota dengan motor, sampai di depan kantor bupati tak sengaja ku lihat William sedang jalan dengan mantannya yang bernama Putri yang kami ceritakan waktu di kafe tadi. “Woi,William jalan sama Putri!” teriak ku “Kejari woi!” Dinda ikut histeris, Muti dan Irma pun ikut antusias dalam mengejari mereka, tapi sayangnya William dan Putri sudah pisah jalan.

“Udah aku bilang,mereka udah clbk lagi, aku sms William lah ya?” tanyaku pada Dinda “Sms lah, bilang dah clbk ni yee.” saran Dinda kepadaku. Aku smsan sama dia dan ternyata dia emang udah clbk sama Putri itu. “Sakit hati aku lihat orang tu heh! William ni nyakitin aku sedang-sedang kek ini tidak!” protes ku, Dinda hanya berdiam dan tak bisa menanggapi aku yang sedang terlarut dalam luapan emosi yang sebenarnya entah emosi atau karena rasa cemburu yang membara.



Setelah mengantarkan Dinda, aku sampai di rumah hampir jam tujuh. Malam itu aku di ceramahi habis-habisan oleh papa, ya ampun panas kali telinga aku dengar omelan papa yang kalau diurutkan pasti bisa sepanjang jalan kenangan. “Akhirnya omelan papa selesai.” ucapku dalam hati ketika papa mengehentikan ocehannya, kini aku sedang baring melepaskan semua beban ku di kasur.

Tak lama kemudian handphone ku bergetar menandakan ada sebuah sms masuk, segera ku raih handphone itu dan membaca sms yang masuk “Malam kak, lagi ngapa?” isi sms itu ternyata dari William “Iyo dek, lagi baring ni, kenapa dek?” ku balas sms itu dengan cepat dan singkat dan aku pun jadi smsan dengannya.

Dari smsnya aja aku udah bisa melihat perubahan yang terjadi padanya, dia menjadi sok kegantengan dan merasa dia telah menjadi pemenang atas kejadian tadi sore, dia terlihat angkuh dan tak seperti biasanya. Malam berlalu begitu saja, kini mataku pun sudah mulai mengantuk dan aku pun tertidur.

Pagi kembali hadir mengawali hariku. “Aku jomblo,haha.” tawaku pada diri sendiri ketika ku lihat diriku di cermin yang kelihatan kusut dan sangat putus asa.Pagi ini aku ke sekolah bersama Dinda, apa pun yang ku lakukan selalu bersamanya, karena sekarang aku sudah tidak punya pacar lagi jadi dia lebih sering menemaniku.

Waktu terasa berlalu begitu cepat, kini les bahasa Jepang telah usai, aku dan Dinda memutuskan untuk duduk di kantin. Ketika lewat di depan labor kimia, ternyata William ada di sana dan dia sedang praktek, aku melihatnya dengan sinis, rasanya ingin aku telan saja dia karena terlalu geramnya aku. “Kau smsan sama Randi ya, Ma?” tanya Dinda kepadaku yang dari tadi hanya memutar-mutar gelas “Hah? iya aku smsan sama dia, kenapa?” ucapku berbalik nanya pada Dinda

“Aku pulang sama Kai, kau minta jemput sama dia aja ya?” pinta Dinda kepadaku “Oh iyalah kalau gitu, aku telpon aja dia ya, soalnya dia lagi latihan buat nembuskan lagu Killing Me Inside - Torment untuk festival bulan depan.” ucapku lagi. Dinda hanya mengangguk. Aku mengambil CorbyTXTku dari dalam tas dan segera ku telpon Randi. “Lamanya Randi datang, bisa sampai bejamuran ni kita nungguin dia.” keluh Dinda “Sabar ngapa Din, dia lagi latihan paling bentar lagi dia datang.” ujarku lembut

“Iya, suruh dia cepetan dikit! capek ni aku dimarahin Kai disuruh cepat jemput dia.” lagi-lagi Dinda ngomel. “Ni barusan dia sms, katanya tunggu di depan bee!” hiburku “Nah, dari tadi kek, kan enak.” ketusnya. Tak lama kemudian Randi muncul di depanku.

Ketika aku mau mendekati Randi, tiba-tiba William muncul dan melihat aku sedang berjalan ke arah Randi, setelah aku naik di atas motor Fu merahnya Randi, aku memeluk Randi di depan William, dia hanya diam terpaku menatap aku dan Randi berlalu dengan cepat meninggalkan sekolah. Malam tiba, aku latihan band bersama Randi dan dia menjemputku di depan rumah.

“Aku pergi dulu ya, ma.” pamitku pada mama yang mengantarkanku sampai di depan pintu. Sesampainya di studio milik Roma, kami langsung latihan dan aku mencoba untuk berkolaborasi dengan Edo sang screamo di band kami. Latihan telah usai, malam serasa berlalu begitu saja dan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 20.10 wib, aku dan Randi memutuskan untuk berkeliling kota.

“Dek” “Iya kak” “Adek mau jadi pacar kakak?” tanyanya padaku Aku diam sesaat. “Adek mau kak” jawabku pelan “Makasih ya dek, kakak janji takkan nyakiti adek” ucapnya padaku. Aku menerimanya karna aku sudah tau isi hatinya, dia telah menantiku selama 69 hari dan aku menerima cintanya karena ku tahu dia sangat tulus mencintaiku. Tak lama kemudian aku diantar pulang olehnya. Satu bulan telah berlalu, hari ini tepat hari valentine.

Aku dan Randi menuju kafe, di sana ia telah menyediakan kado valentine untukku, dia telah merancang kafe itu khusus untukku. “Ini untuk aku yang?” tanyaku karena terkesan melihat rancangan kafe itu yang terlihat sangat elegan.



“Iya sayang, ini semua karena kamu, aku sayang kamu yang.” ucapnya sambil mengecup keningku mesra. Kemudian ia memberiku Silver Queen Chunky Bar dan sebuah kotak kecil yang berisi sebuah boneka panda imut berwarna cokelat muda dan sebuah cincin mas putih berukuran pas di jari manisku.

“Makasih ya sayang, aku tak tau harus membalas apa? yang jelas aku sangat mencintaimu, jangan pernah berhenti mencintaiku sayang!” ucapku yakin padanya. “Akan ku lakukan apapun untukmu yang, aku mencintaimu bahkan sangat mencintaimu” ucapnya meyakinkan ku. Malam itu berlalu dengan penuh kesan untukku .

“Ya Allah, semoga Randi yang terakhir untukku dan semoga ia takkan menyakitiku. Makasih atas semua ini ya Allah. Kau membuat ku bahagia setelah aku kecewa dan berputus asa.” ucapku dalam hati.

Puisi Arti HIdup


    Fri, 15 Apr 2011

By: Lintang Jingga



Ku adalah jari jari memegang roda bumi.
Terang disisi panikku mengetuk
Membawaku dalam angan.
Disini tersenyum disatu sisi ku melamun.
Terang diisi gelapku merenung.
Mencipta hayalan..
Sadari langkahku dicelah bumi ku terpaku
Menatap dalam diriku...
Mencari arti hidupku.....
Menggapai anganku...
Arah menuntunku...
Mencari jati diri
Merobek bingkai kelabu selubung hidupku
Tapi,tak ku temukan setes embun peyejuk hati..

Jadikan Aku Kenanganmu


    Thu, 31 Mar 2011

By: Niniez

  Saat aku terbaring di kamar, khayal ku terbang jauh sambil memandang rembulan yang bersinar di awan, sunyi dan sepi semakin aku rasakan, aku masih terdiam di penghujung malam sunyi, entah mengapa mataku gak bisa untuk aku pejamkan, aku mencoba memejamkan mataku, tapi tetap tak bisa, aku lelah aku kesal mengapa aku gak bisa tidur. bulan itu mulai di tutupi awan kelam, semakin gelaplah pikiranku saat tak ada lagi yang menemaniku saat ini. Aku ingin bulan itu kembali mengukirkan cahaya dan melepaskan kegelapan yang saat ini aku rasakan.
Aku kembali bimbang dalam mengarungi samudera kehidupan. Kenapa cinta begitu bingung pikirku dalam hati? Aku saat bingung menentukan siapa yang aku pilih dalam hidupku, karna dalam waktu yang beruntun 3 orang cowok yang menyatakan perasaannya padaku, aku bimbang dan gugup menghadapinya. Hamka yang begitu perhatian padaku, Randi yang begitu baik dan Iwan mantanku dia ingin kembali padaku mengharap tali yang sempat terputus bisa dirajut kembali setelah dia pergi meninggalkan ku dulu untuk melanjutkan study nya. Aku mencoba berpikir mana yang terbaik untuk diriku sendiri dan mana yang bisa membuatku bahagia dan merasa nyaman bila didekatnya, Randi walaupun aku baru mengenalnya, tapi aku merasa lebih jauh mengenal dia, tapi aku gak bisa memberi jawaban itu karna suatu saat kalau cinta datangnya mendadak aku takut akan berakhir begitu singkat.
Hamka yang apa adanya mampu membuatku untuk bisa memperhatikan dia, Hamka begitu dekat denganku karna kami memulaikan dengan suatu hubungan persahabatan, tapi aku juga gak bisa terima dia begitu saja, karna aku belum yakin akan cintanya begitupun yang ku rasakan pada randi dan iwan, tapi aku juga gak mau menyakiti mereka, aku takut mereka pergi dan aku takut mereka terluka, masih ku ingat kata-kata kak mira kalau cinta itu perlu di uji mana yang benar-benar menyayangi kita dan yang benar-benar tulus dalam menanti cinta itu. Dan sebatas mana mereka mampu menyayangi kita. dan aku juga butuh waktu yang gak singkat untuk memikirkan hal itu. Aku mencoba menguji kesetiaan mereka dengan aku berlama-lama memberikan jawabanku.
Bukan aku mempermainkan mereka tapi aku ingin mereka tau kalau cinta itu gak semudah yang kita pikirkan cinta itu butuh waktu, cinta itu butuh pengorbanan dan aku yakin salah satu dari mereka mempunyai sifat itu. karna cinta bukan untuk tergesa-gesa tapi perlahan-lahan ia akan menghampiri kita, karna cinta yang di jalani dengan waktu pasti akan berakhir bahagia, waktu itu terasa singkat bagi seseorang yang menanti cinta, karna waktu yang kan menghampiri cinta itu sendiri. aku gak pernah mengharapkan mereka mengorbankan apapun untuk ku, tapi korbankan lah waktu kalian untuk ku. aku tau itu bukan lah hal yang mudah bagi mereka yang gak benar-benar mencintai kita tapi bagi mereka yang mempunyai hati yang tulus mereka pasti akan bisa untuk bersabar karna cinta itu bukanlah perkara yang mudah untuk di dapatkan. Biarkan waktu yang menjawab semua itu.

            perlahan-lahan mataku pun terpejam karna hari telah larut malam, aku ingin menantikan pagi itu menjelang dan bisa melakukan apa yang bisa aku lakukan. Agar aku tak salah arah. aku tersentak saat tiba-tiba hp ku berbunyi cepat-cepat ku buka dan ternyata ada sms dari hamka “pagi cimot manizz” Aku hanya tersenyum melihat sms itu, dengan hamka aku gak merasa bosan karna dia seseorang yang bisa membuat kita tertawa bahkan bahagia. tapi randi gak seperti hamka yang perhatian, randi hanya bisa membuatku bingung bahkan kadang-kadang aku sedih kenapa randi gak bisa seperti hamka, dia terkesan cuex setelah ia nyatakan perasaannya.
Aku gak bisa memberikan jawaban itu karna aku gak yakin padanya, yang aku tau bila seseorang mulai menyayangi orang lain pasti akan memberikan perhatian yang lebih dan menunjukan rasa sayangnya pada orang yang dicintainya, tapi tidak dengan randi dia begitu dingin seakan memberikan sinyal permusuhan padaku, tapi aku juga takut dia terluka bahkan kecewa, aku begitu memikirkan perasaan randi, entah mengapa namanya selalu ada dalam hatiku aku tak henti-hentinya untuk memikirkan dia, aku begitu takut ia sakit. Aku takut bila suatu saat dia tak pernah hadir kembali untuk ku, aku begitu kehilangan dia saat perlahan-lahan rasa sayang itu menghampiriku. Tapi saat itu juga aku merasakan sakit karna dia tak pernah mengerti akan hatiku. tak pernah memberikan perhatiannya untukku, tapi mengapa aku gak bisa untuk melupakan dia.
            Hari pertama iwan mengajakku keluar sambil menikmati suasana sore hari, tapi saat itu aku bukan memikirkan iwan tapi mengapa aku ingat akan randi, mengapa dia gak seperti iwan, sekali pun dia gak pernah mengajakku keluar, atau dinner. sangat berbeda sekali dengan hamka atau pun iwan, tapi kenapa sosok randi begitu kuat masuk ke dalam hatiku, aku gak bisa melupakan dia begitu saja. Tapi cinta itu perlu di uji aku ingin melihat kesungguhan mereka. Natasya …. ? Gimana jawabanmu karna 3 bulan tlah berlalu, aku melihat hanya iwan yang mampu bertahan sampai saat ini, randi? Apa mungkin ia bertahan sementara ia begitu cuex pada ku entahlah aku tak tau, yang jelas mengapa aku takut ia terluka, padahal aku tau saat itu aku juga terluka karna randi. terluka sangat dalam jauh lebih sakit saat iwan meninggalkan ku dulu. Aku tak mengerti mengapa perasaanku berubah seperti ini.
Dulu dan sekarang sangat beda semakin hari rasa sayang itu bertambah untuk randi padahal aku tau dia tak pernah mempedulikan ku lagi. Hamka telah mundur 1 bulan yang lalu karna dia tak sanggup menantiku lebih lama lagi. tapi aku berusaha tersenyum untuk hamka, mungkin kita gak cocok ka, aku tau kamu pasti gak kan sanggup karna aku tau kamu bukan tipe cowok yang setia, aku juga gak bisa terburu-buru dalam mengambil keputusan itu. karna kamu tau aku orangnya seperti apa? Hamka hanya menatapku tajam, Natasya … aku tau kamu gak cinta padaku tapi kamu mencoba menjaga perasaanku, dulu aku memang dibilang cowok yang flayboy tapi kalau kamu menerima aku, aku pasti kan berubah karna kamu begitu baik dan tak mungkin aku melukai hatimu, tapi nyatanya kamu gak bisa mencintai aku setulus aku mencintai kamu.
Aku juga tau kalau iwan masih mengharapkan kamu dan aku juga tau kalau randi yang mampu merebut hatimu, tapi apa engkau tau kalau randi begitu mempermainkan hatimu, randi tak setulus yang kamu kira Tasya…! Dan randi juga gak bisa menantimu lebih lama lagi … Hanya aku yang bisa mengerti kamu Natasya. Aku tau tentang kamu aku bisa memahami hati kamu, tapi ternyata cinta itu bukan untukku dan cinta itu kau berikan pada orang yang salah, aku rela tasya? Tapi aku ingin kau bahagia walau bukan denganku. Aku hanya tersenyum menatap hamka, hamka mengapa kau harus mencintaiku padahal kau tau kalau kita selama ini dekat dan kita juga bersahabat cukup lama, aku sering curhat sama kamu dan kamu juga begitu. Kamu tau akan iwan dan kamu juga tau tentang randi. Aku gak bisa melukai hatimu yang begitu baik itu Hamka.
Aku ingin kita tetap bersahabat seperti dulu dan aku merasa kau adalah sahabatku terindah dan tak kan ku gantikan dengan siapa pun juga karna kau bukan sahabat saja bagiku tapi aku tlah menganggapmu kakak ku sendiri karna kau begitu memahami akan keinginanku selama ini. makasih ya  Hamka untuk semua kebaikan mu dan aku yakin kamu bisa menemukan cintamu yang bisa membuatmu tersenyum bahagia. Hamka hanya tersenyum menatapku. dan bilang tasya jangan kau berikan cintamu pada orang yang salah yach? karna aku takut kamu kan terluka nantinya. Aku lebih menerima kalau kamu bersama iwan daripada randi yang semakin menjauh darimu, aku hanya mengangguk seakan mengiyakan ucapan hamka

            Tiba-tiba lamunanku tentang hamka buyar karna tiba-tiba iwan memanggilku. kenapa tasya? Melamun yach? Aku tersentak kaget sambil tertawa kecil. Gimana jawabannya aku masih setia menunggu lo kata iwan dengan seyumannya. Kembali aku terdiam dan mengingat kembali akan saran hamka padaku. Apa mungkin aku menerima iwan kembali tapi aku bimbang, tasya …Aku tau kamu dalam keadaan bimbang, aku yakin perlahan-lahan kamu bisa menerima aku kembali, ya Tuhan kenapa randi gak seperti iwan dan hamka yang bisa memahamiku. Tapi randi masih saja dengan pendiriannya. aku hanya terdiam saat itu, aku berusaha mengatakan sesuatu pada iwan tapi iwan mencegahnya seraya bilang apa mungkin kenangan kita dulu gak bisa buat kamu mencintaiku lagi.
Kenangan indah saat kita sekolah dulu, walau dalam keadaan apapun juga aku masih menomor satukan kamu tasya. Ujar iwan lirih. Masih ingatkan kan tasya ? Saat kamu mengalami kecelakaan kamu menangis siapa yang kamu hubungi lebih dulu aku kan tasya? Aku begitu panik saat itu, aku pergi menemui kamu karna aku takut kamu mengalami hal-hal yang gak aku inginkan. Saat itu aku masih ingat kamu begitu bahagia saat aku datang, aku berusaha menenangkan hatimu saat itu tasya. Saat kamu lagi kesal dan bete pun aku berusaha membawamu ke tempat yang indah dan berusaha membuatmu tersenyum kembali aku begitu bahagia ketika melihat kau tersenyum untukku. Aku masih sangat mencintaimu Natasya dan tak kan bisa aku melupakanmu.
Tapi saat aku kembali kau begitu berubah seakan perasaan yang dulu hilang sia-sia. Tapi aku berusaha menantimu, menanti cintamu kembali untuk ku Natasya walau aku tak tau berapa kurun waktu lagi waktu yang akan aku tempuh untuk memperjuangkan cintamu Natasya. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi iwan begitu tulus menantiku, iwan begitu bisa memahami keinginanku, aku hanya menangis karna aku tak tau kemana akan kuberikan cintaku, aku tak ingin menempatkan cintaku pada orang yang salah. tapi mengapa cinta itu mengalir begitu saja buat randi yang super cuex, kadang aku berusaha untuk melupakan randi, tapi tetap gak bisa. wan … Kita dulu memang sangat dekat, tapi entah mengapa perasaanku saat ini begitu takut wan? Entahlah aku gak mengerti, mengapa dulu dan sekarang itu begitu berbeda, banyak hal yang aku alami saat dirimu pergi, banyak hal yang mengubah semuanya.
Aku tak bisa bohongi perasaanku wan? Sebenarnya apa yang kau rasakan? Tanya iwan lirih, entahlah aku gak mengerti dengan perasaanku? hanya waktu yang bisa menjawab semua ini wan … ? Natasya aku bisa menantimu sampai kapan pun kamu inginkan. Aku hanya tertunduk dalam diam, iwan … mengapa harus kamu yang berpikir seperti itu, kenapa bukan randi? Aku begitu terluka apa benar aku berikan cintaku pada orang yang salah? Apa benar yang hamka katakan itu entahlah aku gak tau tapi saat itu hanya randi yang mampu merebut hatiku, tapi akankah randi bisa menerima aku seperti aku yang mampu menerima dia apa adanya?
Semakin aku berpikir semakin sakit rasa di hatiku, aku tak mampu untuk menahan semua itu, aku tak bisa menolak kalau aku begitu kehilangan sosok randi yang dulu sangat baik padaku. tapi kenapa harus randi? kenapa bukan hamka ataupun iwan yang aku cintai. Randi tak kan pernah untuk bisa menerima ku lagi, mungkin dia beranggapan kalau aku telah mempermainkan perasaannya, tapi dia juga gak pernah menanyakan kenapa aku begitu lama memberikan jawabannya. Dia begitu enjoy dengan kehidupannya dan mungkin juga dia tak pernah ingat aku lagi seorang Natasya yang hatinya terluka karna sikap randi yang tak pernah bisa memahami diri Natasya.
 Walaupun saat itu Natasya begitu terluka tapi dia tak kan bisa untuk membenci randi, baginya randi telah memberi sejuta arti walau hanya sekejap. Walau hanya sepintas randi mengatakan sayang pada Natasya tapi Natasya begitu bahagia walau Natasya menyadari kalau suatu saat rasa sayang itu tak kan pernah ada lagi untuknya. Aku telah menolak iwan … walau aku tau iwan sangat sakit mendengar penuturanku tadi malam, tapi ia berusaha tersenyum untuk ku dan berkata aku kan tetap menantimu Natasya menanti cintamu kembali untuk ku. Dan ku nanti kasihmu kembali. aku hanya tersenyum pada iwan yang dulu telah temani hari-hariku. Hidup itu memang penuh warna dimana kita harus merasakan bahagia, tawa, tangis dan perih sekali pun.
            Denting waktu telah menggeser jarum jam, aku masih terdiam entah apa yang ku rasakan saat ini, ataukah ini benar ataukah ini salah aku tak mengerti? Aku ingin melihat sebatas mana randi mampu untuk menyayangi ku, tanpa aku sadari sosok randi begitu dekat denganku, tapi dia tak seperti dulu. aku masih gelisah di penghujung malam sunyi, ingin rasanya aku mengatakan kalau aku sayang randi, tapi aku tak mampu melakukan itu, karna randi telah banyak membuatku terluka, terluka yang tak kan mungkin dimengerti orang bahkan randi sekalipun tak menyangkal kalau dia selalu membuatku terluka entahlah itu sengaja atau tidak.
Aku tak tau tapi kenapa aku masih menantinya di penghujung berlalunya waktu. Tapi apakah mungkin aku mengatakan kalau aku sangat merindukannya, kenapa aku begitu memikirkannya kenapa aku takut dia marah, terluka bahkan pergi dariku, walau aku tau ia akan pergi dariku dengan caranya yang begitu cuex padaku dari sana aku telah tau kalau ia tak inginkan aku lagi, tak ada lagi perasaan itu untuk ku? Tapi aku tak ingin bila kisah antara aku dan randi harus berakhir dengan suatu permusuhan, aku tak ingin itu terjadi, yang aku inginkan andai randi pergi dariku pergilah dengan indah dan jangan pergi dengan hati yang terluka dan benci.
 Aku mencoba mencairkan hatinya yang beku untuk ku, aku sms dia berharap dia mengerti dan memahami hatiku, mengerti akan tulusnya kasih sayang. mengerti kalau cinta itu bukan mainan dan cinta itu bukan menunggu hari berganti hari, tapi cinta itu sepanjang waktu bukan terbatas waktu karna cinta itu masalah perasaan. Salah kah aku bila cintanya aku uji?? Salah kah aku jika aku ingin orang yang ku sayangi bisa menyayangi aku tak terbatas waktu? Bisa menerima aku, bisa mengerti aku bahkan bisa membuatku tersenyum. Aku harus menelan sakitku sendiri saat cinta dan perasaan itu tak ada lagi untukku, ia telah mengatakan sendiri karna dia tak bisa memberiku waktu, ia kecewa dengan sikapku, dulu dan sekarang itu berbeda kata randi dalam smsnya. Ia begitu mampu membuatku terluka, kenapa cinta untukku yang ia katakan dulu begitu singkat bahkan dalam hitungan bulan.
            Hamka mendekatiku, saat aku masih larut dalam kesedihan, Natasya? kenapa sedih? aku ceritakan semua pada hamka, hamka hanya menatapku, Tasya cobalah kau dengar perkataanku jangan kau berikan cintamu pada orang yang salah, karna aku tau randi itu hanya bisa membuatmu terluka saja, karna dia tak bisa mencintaimu lagi hanya karena waktu. cinta yang dialaminya hanya cinta sesaat bukan selamanya tasya? cinta sesaat itu akan hilang begitu saja dan tak kan meninggalkan sisa bila cinta itu telah pergi.
Aku kecewa padamu tasya? aku kecewa kenapa kamu gak bisa menerima aku dulu? aku tak mungkin membuatmu terluka seperti ini, aku tak akan bisa melakukan apa yang randi lakukakan padamu. Tanyakan pada hatimu Natasya apakah kamu sanggup melukai hati orang yang kamu sayangi? Gak kan bahkan kamu gak bisa untuk membencinya mengapa kamu harus menjaga perasaannya padahal kamu sendiri terluka, belum apa-apanya dia telah membuatmu kecewa dengan apa yang ia lakukan padamu, apa kamu ingat Natasya? Hamka hanya pergi meninggalkanku, hamka walaupun aku telah menorehkan luka untuknya tapi tetap saja ia begitu perhatian dan begitu baik padaku, semua yang ia lakukan tak terbatas waktu. Kecewa dan bahagia ia tetap mampu menerima aku.

Semuanya kini telah pergi dari hidupku, iwan yang kembali ke Jakarta, Randi yang pergi dengan meninggalkan sederet luka untukku, hamka yang masih tertinggal, aku tak ingin terus melukai hati sahabatku itu, aku ingin ia kembali menemui cintanya walau bukan bersamaku. Jujur saja sampai saat ini aku masih memikirkan randi walau aku begitu lelah memikirkannya, walau aku tak ingin lagi untuk menyayangi dia. tapi semua itu tak bisa ku hindari. hingga suatu saat iwan telah kembali, saat itu ia mengajak ku menemaninya makan malam. Jangan pernah kau menolak Natasya? aku pun mengikuti kemauan iwan.
Di dalam mobil aku hanya diam, lo kok diam tasya? Gak seperti biasanya? Aku hanya tersenyum pada iwan yang melihat kearahku. Jujur saja Tasya?kalau lagi bersamamu saat ini aku merasa kita masih masa sekolah dulu, tapi sekarang gak mungkin lagi karna kau di sampingku bukan sebagai Natasya pacarku saat SMA dulu tapi sebagai Natasya yang berbeda dan mungkin Natasya itu akan jadi sahabatku. Aku hanya tertawa kecil mendengar ucapan iwan. Iwan masih sama seperti yang dulu, gak pernah berubah. hanya sekarang ia lebih dewasa. Setiap kali ia berusaha mengingat kembali kisah kami, aku merasa begitu munafik kalau aku harus melupakan kisah itu. perlahan-lahan aku mulai tersenyum kembali dengan diam kenangan itu kembali aku ingatkan. Sejauh ini hanya iwan yang mampu bertahan bukan randi.
 Aku harus  bisa melupakan semua itu. walau aku tau itu tak mudah bagiku. walaupun kenangan bersama randi tak sepanjang kenangan bersama iwan tapi aku bahagia karna randi dalam waktu yang singkat mampu membuat aku jatuh cinta. Cinta itu masih sangat membingungkan, aku tak tau apa akhir dari semua ini. Hanya waktu yang mampu memberikan jawaban itu.aku tak mampu menerima mereka karna aku takut suatu saat aku kan kecewa, biarlah randi bahagia dengan jalan yang ia pilihkan sendiri.
Iwan walau aku tau dia sangat menyayangiku tapi tak mudah bagiku untuk menerima ia kembali karna aku masih dilema. Aku biarkan semuanya berlalu biarkan mereka pergi meninggalkanku aku tak berharap mereka kan kembali tapi jadikan aku sahabatmu. Walau kita tak saling memiliki. walau aku mencintai randi aku ingin rasa cinta untuk randi tak ada lagi menghiasi hati.
Walau aku tau kalau aku masih dalam kesedihan seperti yang Nisa bilang “masih dalam kesunyian, masih berperang dalam diam, masih berharap dalam ketidak mampuan, sahabat …..Cinta itu kian dalam, darah dari luka, rindu tak lagi mampu aku hentikan, perih ini kian merajam, jika tak kau izinkan ia bersamaku, hentikanlah detak jantungku, agar hilang setiap jengkal harap, bersama hilangnya jiwaku” ya Tuhan kenapa cinta dan perasaan untuk randi sangat sulit untuk aku lupakan, aku sakit dan aku terluka saat ini. Dan aku berusaha melupakan randi untuk selamanya. Aku tak menyesal semuanya pergi dariku dan aku berharap mereka kan jadikan aku kenangannya saja.

Tak Seharusnya Kau Lukai Aku


    Wed, 06 Apr 2011

By: Nina Gustina
 
Tak seharusnya kau lukai hatiku, tak seharusnya kau menyakiti aku. Kau begitu tega melakukan itu padaku tapi tidak dengan aku yang masih terdiam dalam sepinya waktu. 


Mengapa harus aku yang kau lukai andai  kau tak cinta jangan pernah kau ucapkan cinta bila kau berniat mematahkan hatinya. Aku tak bisa menjaga hatiku saat aku terlanjur menyayangimu.

***

Masih menanti dalam ketidak pastian aku tuliskan kata walau tanpa makna, aku tau kalau suatu saat cintaku akan patah dan aku tau bila suatu saat aku harus sendiri tanpa ada bayanganmu lagi. Tapi tak seharusnya kau lukai aku dengan sikapmu. Tak ada seorang wanita pun yang ingin hatinya terluka dan tak ada seorang wanita pun yang ingin menangis kalau tidak tersentuh perasaannya. Haruskah ku katakan kalau aku tak ingin kau sakiti seharusnya kau memahami semua itu. Aku sadar hubungan kita memang kurang baik, semua itu terjadi karna kesalah pahaman saja. Aku tau kau marah padaku, tapi pernahkah kau tau aku telah terluka saat aku tau kau mencintai gadis lain bukan aku. Aku menangis saat aku tau hal itu tapi aku berusah tegar dihadapan sahabatku, aku berusaha tak meneteskan air mataku karna aku takut aku kan terlihat rapuh dihadapan Abi. Saat itu aku bagaikan ilalang yang rapuh dengan tangkai yang buram dan usang penderitaan itu tak berhenti saat debu jalanan menerpa tangkaiku yang usang. Aku berusaha bertahan meski luka dan perih itu mulai ku rasakan.

***

Aku tersenyum dihadapan Abi, mungkin Fabian telah menemukan cintanya, gadis itu mungkin seseorang yang beruntung bisa mendapatkan cintanya Fabian. Sementara aku bukan serumpun mawar yang indah aku hanya ilalang yang rapuh, jadi wajar saja kalau dia memilih voni gadis yang sangat  cantik dan mungkin dia yang terbaik untuk Fabian bukan aku. Abi hanya melihat seraut kesedihan diwajahku, ia mencoba menenangkan hatiku, walau aku tau itu mungkin tak kan mudah mencairkan hatiku yang terluka. Tanpa ada kata yang tertinggal Fabian pergi dariku, itu yang paling membuat aku sakit karna dia tak meninggalkan sepatah kata yang tertinggal untukku. Semula aku tak percaya ia lakukan itu padaku tapi gadis yang bernama voni telah menemukan jawaban akhir dari kisah antara aku dan Fabian.

***

Sudah hampir 1 bulan aku tak melihat Fabian lagi setelah pertengkaran itu terjadi, dia pergi dariku disaat aku mulai rapuh. Hanya ada Abi yang selalu menenangkan gundah dihatiku, mungkin abi lebih dewasa dari Fabian sehingga dia mengerti tentang hatiku. Abi adalah sahabat Fabian dia sengaja menutupi perasaannya padaku saat ia tau kalau aku mencintai Fabian, tapi dia berusaha menjadi sahabatku, menasehatiku disaat aku salah dan ikut merasakan bila aku terluka itulah abi.


Salah kah aku bila suatu saat aku menemukan cinta yang lain? Walau bukan bersama Fabian, dan salahkah aku bila suatu hari nanti aku benar-benar tak ada lagi untuk Fabian selamanya…

Bersinarlah Dalam Hati


    Wed, 23 Mar 2011

By: Wida Wahyuni

Akan selalu bersinar Bintang itu...

'Malam ini bintang banyak dan sangat memancarkan cahayanya' Oceh Adisa . Adisa umur 10 tahun yang selalu menetapkan keinginan untuk bisa seperti bintang yang mampu menyinari semua orang dengan kelebihannya. Setengah hari ia duduk dibangku 5 SD Neg Pongtiku Makassar . hanya belajar, membaca, dan berbakti yang ia lakukan setiap harinya. Menuliskan saat-saat dihari harinya dalam sebuah agenda kecilnya yang ia selalu lakukan ketika merasakan sakit seperti yang akhir ini ia nikmatkan dengan sulit.


Tak dapat ia selalu keluhkan semua risau yang ada kepada yang ia sayang, sedikitpun yang dia sesali tak pernah jua dia adukan kepada sanak kerabat yang ia cintai. Optimis agar dapat menyelesaikan 1 masalahpun yang telah biasa Adisa lakukan. Adisa sangat sayang kepada keluarganya hingga ia tak ingin melihat mereka sedih atas semua yang Adisa rasakaan. Adisa juga tau kalau orangtuanya itu sibuk demi kepentingan Adisa, Kakaknya pun tak ada waktu karena harus selalu mengurusi sekolahnya dan Band-nya, dengan penuh pengertian Adisa pun tak ingin menganggu mereka dengan menceritakan keluhan Adisa yang ia redupkan selama ini

Ketika Adisa merasakan sakitpun dibagian tubuhnya, ia hanya bisa menahan dan berusaha untuk tidak memanjakan itu. Hingga waktu selalu berlalu, kepala sakit dan rambut yang berontokan serta dada yang selalu dirasa sesak hanya bisa Adisa rasakan sendiri . Terkadang Adisa menyalahkan dirinya karena tak bisa dia menjadi anak yang hebat seperti anak yang lain yang memiliki kesehatan walafiat. 

Seperti biasanya di pagi hari ini Adisa harus bersiap-siap untuk kesekolah. mengenakan seragam merah-putih dan sarapan bersama keluarga yang ia sayangi kelak sudah, dan siaplah dia berangkat. 'pa,ma,kak, aku kesekolah yah doakan saya agar bisa kembali lagi kerumah ini' lantak suara Adisa sambil berlari . Keluarga Adisa tiba-tiba terbengong 'iyaa nak, kamu akan selalu kerumah ini karena ini rumahmu kenapa kamu bilang begitu' . 'Assalamu laikum' salam yang diucap Adisa tanpa menjawab pertanyaan mamanya .

'Kriiiiiing....kriiiing, Halo dengan siapa?' ucap pembantu rumah tangga Adisa

'Permisi ini dengan wali kelas Adisa, tiba-tiba saja saat pelajaran Matematika Adisa terjatuh pingsan dari tempat duduknya, sekarang kami larikan dia kerumah sakit Stella Maris karena UKS tidak tau harus berbuat apa lagi'

'Astagfirullah baiklah akan saya kabari kepada orangtua Adisa, Terima kasih ibu' jawab Pembantu itu.

Bergegaslah Mba' Aina yang berkerja di rumah Adisa sebagai pembantu ini ke kamar Ibu Adisa. Ia pun menyampaikan dengan suara pelan dan sedih kalau Adisa sedang dilarikan ke RS akibat jatuh pingsan yang sangat lemah dikelasnya. Begitu Ayah,Ibu, serta saudara Adisa mendengar bahwa ternyata Adisa mengidap penyakit Leukimia std.4 tak taulah mereka apa yang harus ia lakukan, dengan penuh sesal seorang ibunda yang tak pernah bertanya keluhan apa yang Adisa rasakan kini sedang memilu. 

Tak nyangka bahwa anak bungsunya yang rajin dan penuh pengertian ini sedang terkurung oleh penyakit yang begitu kejam, senyuman dan ceria Adisa hanyalah sebagai pagar yg menutupi luka nya. Kini seluruh keluarga Adisa tak berputuslah bertanya-tanya mengapa Adisa anak yang sangat patuh dan polos ini harus berhadapan dengan penyakit yang lebih kejam dari gigitan Harimau .

Time Dokter di RS tersebut terus menerus berusaha selama 1 minggu untuk menyelamatkan Adisa, mengingat umur yang sangat muda telah mengidap Leukimia ini pastilah keluarga Adisa tak henti pula berusahan berdoa agar operasi dari Tim DOkter berhasil. Dengan hentakan tangis yang sangat mengikuti alunan gundah ini dalam hati dan pikiran yang telah ditutupi embun sedih seluruh keluarga Adisa harus menerima kenyataan bahwa Adisa tak bisa didunia ini lagi, tak dapat lagi menghitung bintang setiap malam, sudah tak bisa lagi beria-ria dirumah dengan keluarganya.

Sehari telah hari wafat Adisa, Ibunda menemukan buku harian Adisa yang ditumpuki bintang-bintang buatan Adisa dari karton. Pada halaman tengah Agenda tersebut Ibunda adisa membaca.


~ paa, maa, kak Adnan maaf deh si Disa mah gak bisa jadi anak yang kuat. Kepalaku tiap hari aja sakit meluluu apalagi nih rambut rontokkan mulu. Maaf yah paa;maa;kak gak bisa menjadi bintang buat kalian. Tapi kalo Adisa jauh pasti Adisa bisa menjadi bintang yang paaaling bersinar dihati kalian. Aku sayang kalian. Maafyah Adisa harus meninggalkan kalian, nih ada bintang kecil dari Disa buat kalian ~

Sesak air mata beraliran di pipi Ibunda Adisa saat membacanya .